Pada jaman Phanerozoic (570 juta tahun yang lalu) telah ditandai dengan serangkaian kepunahan massal. Hal itu adalah kebetulan bahwa mereka jatuh pada akhir jaman geologi, pada jaman ini diakui sebagai fosil karakteristik strata yang tegas dan ketika spesies menghilang dan digantikan oleh bentuk-bentuk baru dalam strata atasnya, wajar untuk menciptakan nama baru untuk periode dengan kumpulan baru. Ada sekitar 20 kepunahan massal pada Phanerozoic, akhir Ordovician, Devonian, Permian, Triassic, dan Cretaceous.
Kepunahan massal pada akhir Ordovician
Pada akhir jaman Ordovician, sekitas 440 juta tahun yang lalu, 22% famili dan hampir 60% marga invertebrata laut lenyap, terdiri dari beberapatrilobita, brachiopoda, graptolites, echinodermata, dan karang. Kepunahan datang dari dua arah, salah satunya sekitar 10 juta tahun sebelum akhir jaman ini, dan yang lain pada akhir jaman. Penyebabya masih belum diketahui dengan jelas. Ada bukti maksimum glasial yang terkait dengan penurunan permukaan laut yang, diikuti dengan banjir air tawar dari es mencair dan gletser kontinental
Kepunahan massal pada akhir Permian
Kepunahan pada akhir Permian pada 80 juta tahun yang lalu adalah kejadian terbesar. Dalam hal ini melenyapkan sekitar 50% famili, lebih dari 80% marga dan 90% spesies invertebrata laut, terdiri dari trilobita, semua tabula dan karang rugose, dan sekitar 70% famili brachiopoda, 65% famili bryozoan, dan 47% famili cephalopoda, diantaranya beberapa ammonita.
Kepunahan massal pada akhir Cretaceous
Kepunahan pada akhir Cretaceous, sekitar 50% marga yang ada menghilang. Semua invertebrata laut terpengaruh. Korban menonjol adalah foraminifera, bivalvia, bryozoans, semua ammonita, gastropoda, sponge, echinodermata, dan ostracoda. Dinosaurus tampaknya berkurang sebelum kepunahan massal, dan beberapa fosil dinosaurus pada permulaan Paleocene, sehingga sedikit dinosaurus yang dapat bertahan saat kepunahan massal. Bagaimanapun juga, beberapa dinosaurus mungkin mati pada saat yang sama dengan invertebrata laut. Pada kepunahan massal akhir dari Cretaceous dalam kondisi yang tidak biasanya. Jelaga tersebar luas yang diakibatkan kebakaran pada skala hemisheric, seperti halnya spora dari pakis yang telah menginvasi habitat dibersihkan oleh api. Pada batas Cretaceous-Paleocene banyak mengandung iridium, elemen yang ditemukan dengan konsentrasi yang rendah di bumi dan konsentasi tinggi pada meteorit. Dugaan utama adalah adanya hantaman meteorit yang berdiameter 10 km yang membentuk kawah dengan diameter 180 km. Puing-puing yang dikeluarkan akan mengeluarkan api dan menyebabkan debu di atmosfer, baik secara langsung maupun melalui letusan gunung berapi, sehingga bumi mengalami kegelapan dan suhu yang dingin dalam beberapa tahun.
Disusun oleh: Gunarta & Nur Rohman Hadi. Pendidikan Biologi. PPs UM Malang.
Rujukan: Stearns, Stepen C & Hoekstra, Rolf F. 2003. Evolution an Introduction. New York: Oxford University Press.