Pertumbuhan Tanaman

1.6.11

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada hasil asimilasi, hormon, dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Gardner et al., 1991).
Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertambahan ini bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel meliputi tiga peristiwa, yaitu pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel (Salisbury dan Ross, 1995).

Pertumbuhan tanaman pada dasarnya disebabkan oleh pembesaran sel dan pembelahan sel. Berdasarkan pada kenyataan ini, maka jumlah sel dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan tanaman dan organ tanaman. Berat tanaman dapat digunakan sebagai indikator perumbuhan, dalam hal ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu berdasarkan berat segar dan berat kering (Lakitan, 1996).

Pertumbuhan dapat diketahui dari ukuran panjang, lebar atau luas, pertambahan massa atau berat (Bidwell, 1979). Sedangkan menurut Noggle dan Fritz (1983) pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan meningkatnya tinggi tanaman, panjang, lebar, dan luas daun, serta berat kering masing-masing organ yang meliputi akar, batang, daun dan buah; jumlah sel dan konsentrasi kandungan kimia tertentu, yaitu asam nukleat, nitrogen terlarut, lipid, karbohidrat dalam jaringan dan organ. Tapi umumnya, pertumbuhan cukup diukur tinggi tanaman dan berat kering.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung baik pada fase vegetatif maupun generatif. Pada fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang. Sedangkan pada fase generatif terjadi pembentukan dan perkembangan kuncup bunga, bunga, buah, dan biji serta pendewasaan struktur penyimpanan makanan dan penimbunan karbohidrat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang sangat erat hubungannya (Hariyadi, 1988).

DAFTAR PUSTAKA
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Phisiology, Second Edition. New York: Macmillan Publishing Co, Inc

Gardner, F.P., Pearce, R.B., dan Mitchell, R.I. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (diterjemahkan oleh Herawati Susilo). Jakarta : UI Press

Hariyadi, S.S. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta : Penerbit P.T. Raja Grafindo Persada.

Noggle, G.R and Frits, G.J. 1983. Introduction Plant Physiology, Second Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc, Englewood Clifts.

Salisbury, F.B. and. Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. (diterjemahkan oleh Diah dan Sumaryono) Bandung: Penerbit ITB.

Pola Stasis, Spesiasi, dan Perubahan Morfologi

Hipotesis Punctuated Equilibrium
Pada 1972, Eldredge dan Gould mempublikasikan hipotesis punctuated equilibrium. Penelitian mereka berdasarkan pada beberapa garis keturunan fosil, dalam waktu yang panjang, tanpa perubahan-disebut stasis-disebabkan oleh periode singkat yang berubah begitu cepat sehingga tidak dapat diamati dalam fosil, dan bahwa periode singkat perubahan yang cepat dikaitkan dengan peristiwa spesiasi.


Kepunahan massal


Pada jaman Phanerozoic (570 juta tahun yang lalu) telah ditandai dengan serangkaian kepunahan massal. Hal itu adalah kebetulan bahwa mereka jatuh pada akhir jaman geologi, pada jaman ini diakui sebagai fosil karakteristik strata yang tegas dan ketika spesies menghilang dan digantikan oleh bentuk-bentuk baru dalam strata atasnya, wajar untuk menciptakan nama baru untuk periode dengan kumpulan baru. Ada sekitar 20 kepunahan massal pada Phanerozoic, akhir Ordovician, Devonian, Permian, Triassic, dan Cretaceous.


Ekologi Tumbuhan Berbasis Pendekatan Sinekologi dan Autekologi

28.5.11

Secara umum Ekologi sebagai salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi atau hubungan pengaruh mempengaruhi dan saling ketergantungan antara organisme dengan lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan makhluk hidup itu. Lingkungan tersebut artinya segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yaitu lingkungan biotik maupun abiotik. Beberapa ahli ekologi mendefinisikan Ekologi sebagai berikut:


Sejarah Pengetahuan Evolusi: Pelajaran dari Messel

Pada tempat-tempat langka dan waktu tertentu, kondisi terbaik fosilisasi komunitas secara keseluruhan (utuh), sebuah potret (snapshot) pelestarian dari masa lalu. Messel terletak antara Frankfurt dan Darmstadt di Jerman (Schaal dan Ziegler 1992). Pada pertengahan Eosen, 49 mya, Messel adalah sebuah danau atau laguna dengan lapisan bawah anoxic. Organisme yang jatuh ke dalam lapisan anoksik dipelihara hampir utuh, termasuk, bagian yang lunak dan isi perut.


Diberdayakan oleh Blogger.

Followers