Makroevolusi

28.5.11

Makroevolusi adalah skala analisis evolusi yang dipisahkan dari lungkang gen (gen pool). Dalam genetika populasi, suatu lungkang gen (atau gene pool) adalah populasi yang menampung berbagai alel yang mungkin tersedia dalam suatu spesies. Populasi menjadi lungkang gen apabila di dalamnya terdapat keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya terjadi secara tertutup (terisolasi), terpisah dari populasi lain. Kajian makroevolusi berfokus pada perubahan yang terjadi pada tingkatan spesies atau populasi. Hal ini berbeda dengan mikroevolusi,yang merujuk pada perubahan evolusi yang kecil (biasanya dideskripsikan sebagai perubahan pada frekuensi gen atau kromosom) dalam suatu spesies ataupun populasi. 


Sebagian besar bukti perubahan evolusi berskala besar (disebut evolusi makro) bersumber dari peninggalan berupa fosil. Hanya pada fosil kita dapat mengamati evolusi untuk jangka waktu cukup lama agar bisa mengetahui pola skala besar. Dengan fosil dapat menunjukkan jatuh bangunya kelompok pada semua peringkat taksonomi, Species dan Genus datang dan pergi, demikian pula halnya Familia, Ordo dan Classis yang mengandung spesies itu. Semakin besar kelompok semakin inklusif kelompok tersebut, tetapi pola bagi semua kelompok sama saja. Kemudian ada kepunahan masal, dimana beberapa kelompok besar punah pada waktu yang kurang lebih sama. Kita juga dapat melihat kecenderungan evolusi, menurut garis silsilah, dimana anggota-anggota garis silsilah tersebut berevolusi secara berkesinambungan pada arah yang sama, melalui banyak spesies dan selama waktu yang panjang. Seperti itulah gejala evolusi makro.

Kehidupan di bumi berevolusi dengan cara bereaksi terhadap perubahan kondisi geologis. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli paleontologi terkenal, Alfred Roman, alam telah menghasilkan sejumlah model eksperimental yang dapat menyesuaikan diri dengan bumi yang selalu berubah. Pada kenyataannya ahli ilmu buni membagi waktu geologis dengan jalan mengkhususkan interval waktu tertentu terhadap bentuk kehidupan yang dominan.

Tidak seperti planet-planet lain pada sistem matahari, bumi terus aktif secara geologis. Sesudah pengendapan dari pengumpulan debu kosmis 4,6 milyar tahun yang lalu, bahan-bahan dari planet mulai mengatur dirinya menjadi unit-unit yang terus berinteraksi satu sama lain secara dinamis. Pengumpulan partikel tekanan menyebabkan bumi memanas sebagai akibat dari friksi (benturan) dan aktivitas radioaktif. Perkiraan temperatur pada tahap permulaan bumi menunjukkan sekitar 1.000oC. Panas dalam bumi tetap menjadi sumber energi untuk proses diferensiasi proto bumi yang homogen, untuk dijadikan komponen yang tetap. Tahap mula dari diferensial adalah mencairnya besi dan pengerasan sesudahnya dari elemen ini menjadi core/inti yang berdiameter lebih dari 10.000 kilometer.

Ketika pemanasan terus berlangsung, elemen yang lebih ringan naik dan elemen yang lebih berat tenggelam ke inti bumi. Sementara itu yang mengelilingi inti bumi, namun berada tepat di bawah lapisan terluar adalah “matel” (selimut). Lapisan terluar di atas matel terdiri dari atmosfer, litosfer dan crust/debu-debu halus. Karena perbedaan temperatur diantara lapisan-lapisan, termo “arus convention” membentuk apa saja yang seperti yang dilakukan dalam atosfer. Pergeseran dari arus-arus batu ini merupakan kunci untuk mengerti mengapa lapisan terluar bumi selalu mengatur kembali dirinya melalui pergeseran benua, vulkanisme dan daerah-daerah/zona-zona subduction. Fenomena ini merupakan salah satu bagian dari plate tecnonics. Piringan tektonik merupakan hal penting untuk mengetahui biostratigrafi bumi. Jika ingin menelusuri sejarah kehidupan bumi, maka harus kerap kembali pada pembicaraan mengenai piringan tektonis.

Makroevolusi terdiri dari pola-pola di dan di atas tingkat spesies yang mendukumenkan sejarah kehidupan, pola tersebut dijelaskan melalui dua pendekatan utama untuk makroevolusi, yaitu sistematika dan paleontologi. Dalam pembahasan ini, di mana fokus bergeser ke arah paleontologi, menjelaskan pola-pola besar dalam sejarah kehidupan dan planet kita, peristiwa dan struktur yang telah terbentuk terhadap pola perubahan evolusi. Tujuannya adalah memotivasi untuk membaca lebih lanjut di dalam paleontologi dan geologi. Bagian selanjutnya akan membahas transisi utama dalam organisasi kehidupan yang menandai peristiwa penting dalam evolusi-makro.

Disusun oleh: Gunarta & Nur Rohman Hadi. Pendidikan Biologi. PPs UM Malang.

Rujukan: Stearns, Stepen C & Hoekstra, Rolf F. 2003. Evolution an Introduction. New York: Oxford University Press.

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers